Ki Hadjar Dewantara
mengungkapkan bahwa dalam jiwa manusia terdapat tiga bentuk
kekuatan yang
dikenal dengan “Tri Sakti Jiwa” yaitu pikiran (cipta), perasaan (rasa) dan kemauan (karsa). Ketiga hal itu mengambil peran dalam pengambilan
keputusan dan keluarnya buah pikiran yaitu pendapat. Oleh karenaya mahfum bila orang bisa berbeda
pendapat.
Ketika perbedaan pendapat itu muncul, diskusi adalah pilihan tepat untuk
menuangkan pikiran masing-masing. Pandangan yang berbeda dari orang lain bisa
menunjukkan hal-hal yang sebelumnya tidak disadari. Diskusi akan menunjukkan
kelebihan dan kekurangan setiap pendapat. Diskusi juga akan menuntun ke sebuah
solusi. Perbedaan pendapat
tidak bisa dijadikan alasan untuk membenci satu sama lain, bersikap diskriminatif, bahkan
menjadikannya musuh abadi. ada
etika dalam berdiskusi meskipun
tidak dilakukan dalam ruang formal. Tanamkan sikap berikut ini:
1. Perbedaan itu indah, jangan disikapi secara emosional
secara berlebihan, tetap cool dan calm maka akan terlihat kewibawaan dan
kecendekiawanan kita. Kalau istilah anak jaman sekarang, jangan baper.
2. Sikap dewasa
Kedewasaan ditandai
dengan kemampuan berpikir yang logis dan sistematis. Dan yang paling penting
berani mempertanggungjawabkan apa yang disampaikan. Semakin dewasa dalam menyikapi
sebuah perbedaan, maka perbedaan itu menjadi keindahan dalam khazanah berpikir.
3. Menghargai pendapat orang lain
Pendapat kita tidak selamanya benar. Begitu
juga dengan pendapat orang lain yang tidak selamanya salah. Sebelum diskusi,
tanamkan hal ini dalam diri sendiri. Hargai
pendapat orang lain. Jangan bunuh partner diskusimu dengan vonis yang didasari
ketidaksetujuanmu terhadap pendapatnya. Misalnya, omonganmu itu adalah “pepesan
kosong”. Gunakan diksi yang menyejukkan dalam menyampaikan maksud yang sama.
4. Teman diskusi adalah partner yang baik
Tidak mungkin diskusi dilakukan
sendirian. Perlu teman untuk menerima tumpahan pendapat pendapat buah pikiran
kita dan juga sebaliknya. Jadi jangan dianggap orang yang berbeda pendapat
dengan kita adalah musuh.
5. Menyatukan langkah dalam hal yang disepakati dan
bertoleransi dalam hal yang tidak disepakati. Perbedaan adalah Rahmat.
Sekelumit gagasan yang muncul dalam
benak saya, coba tuangkan dalam tulisan singkat ini. Ruang diskusi sangat
terbuka terhadap hal ini. (Brisbane, 15 Maret 2019).