Thursday, March 14, 2019

Belajar ke Australia, jawaban atas sebuah do'a



 Pergi berkunjung ke luar negeri adalah pengalaman yang menarik hampir bagi semua orang. Diakui atau tidak, hal inilah yang dirasakan banyak orang. Palagi kalau kita pergi tidak harus bayar alias gratis. Tidak dipungkiri memang kalau mau pergi ke luar negeri harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Nah... pada kesempatan kali ini, saya akan menuliskan catatan perjalanan saya ke luar negeri gratis alias tidak bayar, malahan dapat uang saku pula. 😀

Proses berjalan itu begitu cepat. Melalui HP Android yang saya miliki, saya mendapatkan informasi pesan di Whatsapps group mengenai Pengiriman 1000 guru ke luar negeri oleh Kemendikbud Republik Indonesia. Saya pernah membaca sekilas informasi mengenai hal ini, namun tidak terlalu saya perhatikan. Pesan kali ini dikirim di grup Narasumber Nasional Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB). Dalam pesan itu ada pengumuman menganai hal ini. Tidak buang kesempatan langsung saja saya mencari informasi lebih jauh dan komplit. Termasuk saya menghubungi P4TK Penjas BK yang ada di Parung Bogor. Jalan terang mulai terlihat dari sini, kenapa? karena P4TK Penjas BK menyambut baik permintaan informasi lebih lanjut mengenai hal ini. Tak berpikir panjang, langsung saya siapkan semua dokumen yang dipersyarakatkan mulai dari Ijazah, sertifikat TOEFL, Sertifikat Prestasi, surat keterangan kegiatan, Pas Photo, dan lain-lain. Singkat kata segera saya penuhi semua persyaratan diminta (tentu yang saya punya) dan mengirimkan kepada panitia seleksi. Setelah mengikuti rangkaian seleksi administrasi, interview, dan pemaparan paper yang saya buat dalam bahasa Inggris akhirnya saya dinyatakan lolos. Sya tidak bisa menyembunyikan kegembiraan saya. Orang pasti akan melihat dari rona kegembiraan yang ada di wajah saya. 
Belajar di University of Queensland Australia
Setelah mengikuti berbagai proses persiapan (pre departure) di P4TK Penjas dan BK, akhirnya saya berangkat ke Australia bersama rombongan melalui Bandara Soekarno Hatta-Singapura- Brisbane. University of Queensland adalah kampus tujuan kami. Setiba disana disambut dengan sangat antusias dari pihak kampus. Berbagai acara pun diadakan menyambut kehadiran kami. Kami menjadi merasa sangat terhormat. Kami disambut di ruangan auditorium yang cukup megah menurut saya. 
Dalam kegiatan penyambutan itu tampil beberapa orang penyaji yang memperkenalkan kampus lebih jauh kepada kami. Rangkaian kegiatan yang telah tersusun rapi telah menanti di hadapan kami. Ini adalah jawaban atas do'a yang selama ini saya panjatkan kepada Alloh swt, tentu juga doa dari orang-orang terdekat sampai dengan terjauh. Semoga perjalanan tholabul'ilmi ini mendapat barokah dari Alloh swt. Aaminn. Bersambung....

Siswa aktif, aset masa depan

Tidak berlebihan jika semua orang mengharapkan memiliki badan yang sehat dan bugar. Tak terkecuali bagi siswa-siswa Espero Klaten. Melalui berbagai desain aktivitas jasmani yang telah disiapkan oleh guru olahraga, anak-anak diajak dan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran bersama megnenai pola hidup aktif dan sehat. Memerlukan peran dari semua pihak, baik sekolah, orang tua, dan pengambil kebijakan pendidikan. Sekolah menyediakan waktu dan sarpras yang cukup untuk memfasilitasi kebutuhan anak terhadap gerak. Guru olahraga mendesain kegiatan yang bermakna dan menyenangkan agar berolahraga dengan enjoy. Orang tua memberikan dukungan kepada siswa baik dirumah maupun kegiatan di sekolah. Kebiasaan membiarkan anak untuk hidup pasing tidak baik bagi anak. Pengambil kebijakan membuat kebijakan yang sedikit "memaksa" bagi siswa untuk hidup sehat dan aktif. Pada dasarnya anak yang tidak memiliki motivasi yang tinggi perlu "dipaksa" untuk bergerak. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Siswa yang menerapkan pola hidup sehat dan aktif adalah aset masa depan (Brisbane/14/3/2019).