Thursday, September 26, 2019
Mengelola perbedaan pendapat
Ki Hadjar Dewantara
mengungkapkan bahwa dalam jiwa manusia terdapat tiga bentuk
kekuatan yang
dikenal dengan “Tri Sakti Jiwa” yaitu pikiran (cipta), perasaan (rasa) dan kemauan (karsa). Ketiga hal itu mengambil peran dalam pengambilan
keputusan dan keluarnya buah pikiran yaitu pendapat. Oleh karenaya mahfum bila orang bisa berbeda
pendapat.
Ketika perbedaan pendapat itu muncul, diskusi adalah pilihan tepat untuk
menuangkan pikiran masing-masing. Pandangan yang berbeda dari orang lain bisa
menunjukkan hal-hal yang sebelumnya tidak disadari. Diskusi akan menunjukkan
kelebihan dan kekurangan setiap pendapat. Diskusi juga akan menuntun ke sebuah
solusi. Perbedaan pendapat
tidak bisa dijadikan alasan untuk membenci satu sama lain, bersikap diskriminatif, bahkan
menjadikannya musuh abadi. ada
etika dalam berdiskusi meskipun
tidak dilakukan dalam ruang formal. Tanamkan sikap berikut ini:
1. Perbedaan itu indah, jangan disikapi secara emosional
secara berlebihan, tetap cool dan calm maka akan terlihat kewibawaan dan
kecendekiawanan kita. Kalau istilah anak jaman sekarang, jangan baper.
2. Sikap dewasa
Kedewasaan ditandai
dengan kemampuan berpikir yang logis dan sistematis. Dan yang paling penting
berani mempertanggungjawabkan apa yang disampaikan. Semakin dewasa dalam menyikapi
sebuah perbedaan, maka perbedaan itu menjadi keindahan dalam khazanah berpikir.
3. Menghargai pendapat orang lain
Pendapat kita tidak selamanya benar. Begitu
juga dengan pendapat orang lain yang tidak selamanya salah. Sebelum diskusi,
tanamkan hal ini dalam diri sendiri. Hargai
pendapat orang lain. Jangan bunuh partner diskusimu dengan vonis yang didasari
ketidaksetujuanmu terhadap pendapatnya. Misalnya, omonganmu itu adalah “pepesan
kosong”. Gunakan diksi yang menyejukkan dalam menyampaikan maksud yang sama.
4. Teman diskusi adalah partner yang baik
Tidak mungkin diskusi dilakukan
sendirian. Perlu teman untuk menerima tumpahan pendapat pendapat buah pikiran
kita dan juga sebaliknya. Jadi jangan dianggap orang yang berbeda pendapat
dengan kita adalah musuh.
5. Menyatukan langkah dalam hal yang disepakati dan
bertoleransi dalam hal yang tidak disepakati. Perbedaan adalah Rahmat.
Sekelumit gagasan yang muncul dalam
benak saya, coba tuangkan dalam tulisan singkat ini. Ruang diskusi sangat
terbuka terhadap hal ini. (Brisbane, 15 Maret 2019).
Direct Fabric Outlet (DFO)
Salah
satu destinasi yagn tidak boleh terlewat adalah Direct Fabric Outlet (DFO).
Orang sini bilang tepatnya barang murah karena datang langsung dari pabrik. Di
tempat ini barang dijamin original.
Siang
itu, penuh semangat kami berombingan pergi ke DFO. Dengan bis kami kesana. Walupun
sama-sama belum tahu tempatnya, tapi kami yakin sampai sana karena sistem
angkutan umum yang sudah tertata rapi. Dengen kerapian sistem ini kami tidak
khawatir tersesat. Apalagi sudah mengunduh dan memasang aplikasi Trans link
yang berisi tentang petunjujuk angkutan bis di sini. Sekitar 30 menit bis
melaju, kami harus turun di daerah toombul. Dsaiana kami ganti armada bis yang
lain yang menuju ke DFO. Tak lama kami menunggu, bis datang tak jauh meleset
dari jadwal regulernya. Jadilah kami naik bis tersebut dan sekitar 15 m3nit
perjalan kami sampai di DFO. Ternyata tematnya memang besar. Tapi saya tidak
mengukur berapa hektar wilayah itu. Karena juga tidak penting bagi saya. Karena
yang terpenting adalah berburu barang murah.
Sesampai
disana ternyata pak ole selaku pimpinan rombongan tidak langsung menuju pintu
masuk DFO. Melainkan menuju bagungan yang berseberangna. Ternyata mau makan
siang dulu. Saya ikut saja sambil lihat-lihat situasi disana, ya orientasi
medan gitulah biar tahu. Saya mampir ke toko yang terlihat menjual berbagai
barang termasuk ada kacamata hitam yang saya cari. Kata pembimbing kami,
sebaiknya pakai kacamata hitam biar “aman”. Disitu juga tersedia glue yang saya
cari untuk ngelem cindera mata bebek saya yang patah pada bagian paruhnya. Setelah
saa tertinggal dari rombongan karena membeli barang yang saya cari. Saya nyusul
rombongan meskipun harus tengak tengok cari kemana perginya. Karena rombingan
jadi relatif mudah mencarinya, sebentar mencari langsung ketemu. Dari kejauhan
terlihat rombongan sebgaian makan restaurant diujung pandngan. Sebgain lain
masih duduk-dudk nampak menunggu sesutau. Ternyta mereka menunggu pesanan.
Penasaran saya lihat do daftar menu. Kaget melihatnya bercampur rasa senagn
karena ada makanan yang saya doyan, yaitu nasi goren malyasi. Tapi setelah
melihat dibagian lain ada sajian menu pork yang artinya masakan dari hewan
babi. Maka saya uraungkan niat utnuk pesan makan disitu. Ya sekedar jaga-jaga
saja. Karena tidak pesan makan dan terasa lapar. Maka saya pergi ke swalayan
yang tak jauh dari sini. Ternyata swalayan yang cukup besar dan lengkap. Tapi
bayak yang bertulkiskan bahasa china dan korea. Jadi tidak begitu paham. Saya
cari yang berbahasa inggirs saja yang relatif bisa kumengerti. Ketemulah disana
selai dan roti untuk elak makan di apartemen.
Subscribe to:
Posts (Atom)